In Memoriam Bapak Galimun (Almarhum)

Penulis: Parimata Tabihi



Waktu dulu antar balai diperbukitan Meratus ini saling adu ilmu, saling mencoba atau mengetes kehebatan ilmunya masing-masing. Adu ilmu, saling mencoba ilmu itu dilakukan pada saat selamatan.(aruh) panen padi.
Orang yang terkena kehebatan ilmu orang lain, bisa jatuh pingsan hilang kesadaran, bisa juga sakit di kaki, sakit di tangan, sakit di perut, tapi tidak sampai meninggal. Warga yang anggotanya terkena uji ilmu orang lain akan merasa malu, dianggap tidak mampu menangkal serangan ilmu orang lain tersebut. Tidaklah aneh apabila pada malam dilaksanakannya aruh berkelebatan warna putih seperti kilat sambar menyambar di atas atap balai tempat aruh. Sakit karena serangan adu ilmu ini hanya dapat disembuhkan atau “ditawar” oleh orang yang memiliki tingkat keilmuan yang tinggi dengan tata cara ritual tertentu”, ujar almarhum bapa Galimun."

Siapakah almarhum bapa Galimun?
Almarhum bapa Galimun adalah balian senior dari balai di Dusun Macatur, salah satu dusun yang masuk dalam wilayah Desa Kundan Kecamatan Hantakan Kabupaten Hulu Sungai Tengah. Orang2 di kalangan balai-balai di Kecamatan Kundan memanggilnya awat (kai) Galimun. Secara tingkatan struktural tradisional di kalangan para balian berada pada tingkatan yang balian guru.
Disebut balian guru karena almarhum adalah menjadi guru-guru para balian. Di usia tuanya, ketika bertemu penulis diperkirakan usianya sudah lebih dari 80 tahun. Punggungnya sudah bungkuk, tetapi kelihatan masih gagah, berperawakan gemuk, berwajah tegas keras.
Jalanan yang khas di perbukiran.Meratus, setapak, tanah merah berbatu diapit oleh hutan-hutan masih mampu dijalaninya berjalan kaki untuk pergi ke pasar Kundan. Sosok yang sudah renta itu masih menyimpan karakter pemberani, penuh semangat, juga memiliki aura kewibawaan sehingga dia dikenal
dan disegani oleh oleh para balian, baik balian senior mau pun balian yunior. Keterkenalan dan keseganan para balian kepadanya menjadikan para aktivis lingkungan hidup merangkulnya untuk membantu penyadaran masyarakat berkenaan dengan kelestarian hutan perbukitan Meratus.

Dari beberapa sumber memberikan keterangan bahwa, beliau salah satu dari balian yang sakti memiliki keilmuan yang berhubungan dengan dunia mistis. Dipercaya memiliki “sahabat gaib” yang dapat digunakannya untuk membantu masalah-masalah yang dihadapi. Apabila sahabat gaib itu merasuk ke dalam dirinya maka dia akan berubah menjadi ganas dan menakutkan, misalnya dia terlihat oleh orang lain sebagai makhluk yang besar dengan muka marah. 
Dengan penampilan makhluk yang besar, dia mampu mengangkat batu-batu dan pohon-pohon yang besar. Sumber lain memberikan keterangan bahwa almarhum bapak Galimun membantu perjuangan Bapak Gerilya Kalimantan Hassan Basri dan kawan-kawan dalam memberikan logistik dan persembunyian ketika di uber-uber oleh tentara NICA. Selain almarhum bapak Galimun masih ada lagi orang Bukit yang gigih membantu perjuangan gerilya di perbukitan Meratus, seperti almarhum bapa Jalau.








Posting Komentar

0 Komentar